Brilian! Mengadopsi Atap Joglo Untuk Rumah Modern

Membangun rumah dengan atap joglo, kini mulai digemari lagi berkat menjamurnya perpaduan konsep tradisional dan modern yang mulai banyak peminat. Selain karena setiap inci dari atap rumah joglo memiliki nilai filosofis, salah dalam peletakan tiang juga dapat berakibat fatal pada kontruksi bangunan tersebut. Untuk itu ilmu kontruksi bangunan, estetika ruang dan nilai filosofis hars mampu berjalan beriringan dan seirama.

Menurut buku Ilmu Kontrulsi Bangunan jilid II milik Heinz Frick, arti dan fungsi kontrulsi atap adalah sebagai pelindung manusia dari cuaca, baik melindungi dari hujan maupun panas. Tingginya curah hujan di Indonesia yang jatuh ke atap, harus segera disalurkan ke dalam tanah. Untuk itu dibutuhkan kemiringan atap yang cukup besar, kurang lebih 30 derajat. Dengan ini diharapkan Penyaluran air hujan dapat segera dilakukan melalui talang horisontal yang terletak pada sepanjang bibir permukaan bidang atap.

Hal ini menjadi bukti mengapa bentuk bangunan dan kontruksi atap tradisional di Indonesia memiliki kemiringan yang cukup curam. Rata – rata jenis atap tradisional asli Indonesia, memiliki kemiringan sekitar 30 derajat, bahkan lebih. Contohnya adalah atap joglo di Jawa, rumah gadang di Sumatera Barat, rumah Betawi, hingga rumah beratap setengah lingkaran milik Suku Dani di pedalaman Papua.

Konsep Atap Joglo

Atap joglo merupakan salah satu bentuk atap dari bangunan tradisional untuk rumah adat Jawa. Bangunan beratap joglo memiliki jenis yang berbeda – beda, dan dibedakan berdasrkan fungsional bangunan yang ada dibagian bawahnya. Namun pada intinya, bentuk bangunan rumah beratap joglo memiliki karakteristik bentuk struktur atao yang khas dan penuh dengan nilai filosofis dan seni.

Pembangunan rumah tradisional beratap joglo memiliki nilai tradisi yang begitu kental, salah satunya penggunaan kayu jati sebagai bahan kontruksi utama seperti tiang kolom atap. Penggunaan jenis kayu jati ini juga harus disesuaikan dengan karakteristik tertentu yang ditentukan berdasarkan tata letak dan fungsi dari tiap tiang – tiangnya. Misal, kayu jati yang berasal dari pohon bercabang dua dan bercabang tiga hanya boleh diimplementasikan untuk kolom atau tiang soko / tiang penyangga tertentu.

Menurut kepercayaan adat jawa, penggunaan jenis kayu jati berdasarkan bentuk asal pohon dan sesuai dengan syarat akan mampu mendatangkan hal – hal positif bagi penghuni nantinya. Apapun bentuk pohonnya, terdapat satu pemahaman struktur yang harus dipahami pada bangunan beratap joglo, yaitu tiang soko atau tiang penyangga akan menyalurkan beban atap ke elemen struktur lain sampai ke dalam tanah. Karena alasan tersebut, soko harus kuat dan kokoh.

Jenis Atap Joglo Menurut Adat Jawa

Dalam adat Jawa, terdapat 12 jenis atap joglo yang dapat diimplementasikan dalam sebuah kontruksi bangunan. Berikut kedua belas daftar jenis atap rumah joglo sekaligus sebutan bagi tiap – tiap model atap.

  1. Joglo Pengrawit
  2. Joglo Hageng
  3. Joglo Jempongan
  4. Joglo Lambang Sari
  5. Joglo Ceblokan
  6. Joglo Mangkurat
  7. Joglo Kepuhan Apitan
  8. Joglo Kepuhan Lawakan
  9. Joglo Kepuhan Limalasan
  10. Joglo Semar Tinandu
  11. Joglo Sinom Apitan
  12. Joglo Wantah Apitan

Untuk penjelasan karakteristik masing – masing rumah beratap joglo beradasarkan nilai filosofis atad Jawa, silahkna simak pemaparan berikut.

Joglo Pengrawit

[the_ad id=”1042″]

Pada atap rumah joglo model joglo pangrawit pada tiap sudutnya diberi tiang penyangga atau soko. Dan pada tiap ujung atap dibuat merenggang dari atap penanggap, sedangkan atap empar dibuat merenggang dari atas bagian penanggap. Selain itu, atap model pangrawit memiliki bumbungan yang sedikit lebih rendah. Berikut gambar tampak atap joglo pangrawit dari sisi depan, atas dan samping.

Joglo Hageng

Pada atap rumah joglo model joglo hageng memiliki bidang atap yang lebih luah dan lebih landai dibanding atap model pangrawit. Ciri utama dari atap model joglo hageng adalah tritisan keliling yang luas dan memiliki bentuk atap bersusun tiga. Dan pada masing – masing atapnya memiliki list plank pada bagian ujung. Sehingga dalam aplikasinya membutuhkan luas tanah yang cukup lapang. Berikut gambar tampak atap joglo hageng dari sisi depan, atas dan samping.

Joglo Jempongan

Pada atap rumah joglo model atap jempongan, memiliki karakteristik pemakaian dua pengeret dan memiliki denah berbentuk bujur sangkar. Berikut gambar tampak atap joglo jempongan dari sisi depan, atas dan samping.

Joglo Lambang Sari

Pada atap rumah joglo model joglo lambangsari memiliki karakteristik penggunaan lambing sari. Selain itu meskipun memiliki 5 tingkatan tumpang sari, namun joglo tidak membutuhkan tumpang (empyak) emper. Tetapi, model joglo lambangsari hanya menggunakan uleng ganda dan godegan pada atapnya. Berikut gambar tampak atap joglo lambangsari dari sisi depan, atas dan samping.

Joglo Ceblokan

Pada atap rumah joglo model joglo ceblokan memiki karakteristik penggunakan soko pendem atau tiang penyangga tanam. Soko pendem yang dimaksud merupakan tiang penyangga yang dibuat hingga bagian bawah terpendam di bawah tanah dasar rumah. Model joglo ceblokan biasanya tidak memiliki sunduk. Berikut gambar tampak atap joglo ceblokan dari sisi depan, atas dan samping.

Joglo Mangkurat

Pada atap rumah joglo model joglo mangkurat memiliki karakteristik pada susunan atapnya yang dibuat bersusun tiga dan juga memiliki tiga sudut kemiringan. Model atap ini mirip dengan joglo pengrawit tetapi lebih tinggi dan untuk menyambug antar lapisan atap menggunakan penanggap dan penitih. Berikut gambar tampak atap joglo mangkurat dari sisi depan, atas dan samping.

Joglo Kepuhan Apitan

Pada atap rumah joglo model atap kepuhan apitan memiliki karakteristik berupa empyak dengan ujung lebih tinggi. Empyak pada atap model ini dibuat hampir tegak, hingga terlihat kurang landai. Dengan begitu, pengeret pada atap utama dibuat lebih pendek. Berikut gambar tampak atap joglo kepuhan apitan dari sisi depan, atas dan samping.

Joglo Kepuhan Lawakan

Pada atap rumah joglo model kepuhan lawakan memiliki karakteristik berupa atap utama yang meruncing ke atas dan lebih tinggi, sedangkan bagian empyak emper lebih landai dan melebar. Kemudian pada batas antar atap utama dan bagian bawah tidak diberikan batas. Berikut gambar tampak atap joglo kepuhan lawakan dari sisi depan, atas dan samping.

Joglo Kepuhan Limalasan

Pada atap rumah joglo model joglo kepuhan limalasan memiliki karakteristik berupa penggunaan sunduk bandhang, usek rigereh dan bahu danyang.Sunduk bandang merupakan atap landak yang dibuat lebih panjang dibanding bentuk joglo lainnya. Sedangkan bahu danyang merupakan tinag penyangga terluar yang menahan atap joglo tersebut. Berikut gambar tampak atap joglo kepuhan limalasan dari sisi depan, atas dan samping.

Joglo Semar Tinandu

Pada atap rumah joglo model joglo semar tinandu memiliki karakteristik berupa penyangga yang terbuat dari dinding, sehingga terlihat bahwa atap seperti dipikul oleh dinding rumah. Model rumah semar tinandu dulunya sering digunakan sebagai rumah regol (gapura). Berikut gambar tampak atap joglo semar tinandu dari sisi depan, atas dan samping.

Joglo Sinom Apitan

Pada atap rumah joglo model joglo sinom apitan memiliki karakteristik berupa empat empyak yang juga memiliki empat sudut kemiringan dan berbentuk atap tritisan. Ciri khas lainnya adalah penggunaan tiga buah pengeret dan lima buah tumpang, namun masing – masing atap tidak menggunakan list plank. Berikut gambar tampak atap joglo sinom apitan dari sisi depan, atas dan samping.

Joglo Wantah Apitan

Pada atap rumah joglo model joglo wantah apitan memiliki karakteristik berupa lima buah tumpang yang saling menindih satu sama lain. Selain itu atap joglo wantah apitan juga memakai geganja untuk penguat kontruksi dan takir lumajang. Berikut gambar tampak atap joglo wantah apitan dari sisi depan, atas dan samping.

Jenis Tiang Penyangga Atap Joglo

Setiap tiang penyangga rumah joglo memiliki namanya sendiri, sesuai dengan letak dan fungsinya. Berikut beberapa jenis tiang penyangga beserta fungsi utamanya :

  • Soko Guru, merupakan tiang penyangga yang memiliki fungsi untuk menyokong atap paling tinggi.
  • Soko Rowo, merupakan tiang penyokong atap utama namun berada lebih luar dibanding soko guru.
  • Soko Emper, merupakan tiang penyangga untuk menyokong atap teritis atau emperan dalam bahasa jawa.
  • Soko Bentung, merupakan penyangga yang menggantung diantara atap bagian atas dan bagian bawah.
  • Soko Santen, merupakan penyangga yang menyokong gelagar panjang pada bangunan joglo yang besar.

Konstruksi Atap Rumah Joglo

Konstruksi rangka atap joglo terdiri dari beberapa tiang penyangga yang disebut soko. Rangka atap rumah joglo mutlak harus memiliki tiang penyangga utama yang disebut soko guru. Menurut adat Jawa tanpa adanya soko guru, maka atap rumah tersebut tidak bisa disebut model atap joglo, karena ruh dari rumah joglo telah hilang. Bila konstruksi ini dipalikasikan pada rumah tinggal, maka soko guru adalah satu – satunya jenis soko yang tetap tidak boleh dihilangkan.

Konstruksi Rangka Atap Joglo Sesuai Adat Jawa

Atap bernebtuk joglo sesuai adat Jawa, memang mengharuskan konstruksi menggunakan material kayu, mulai dari kayu polos hingga kayu ukir dan kayu ornamen. Material kayu digunakan untuk masing – masing jenis soko. Jenis soko yang paling vital fungsinya adalah soko guru, sehingga untuk membuat soko guru ini membutuhkan material kayu dengan kualitas terbaik dengan ukuran besaran tertentu.

Masing – masing soko memiliki beban berat yang harus disalurkan hingga ke tanah, dan yang paling berat adalah beban atap utama yang dipikul oleh soko guru. Beban yang dipikul oleh masing – masing soko, dapat diketahui dengan cara mengetahui luas area penutup atap joglo. Luas area tersebut kemudian dikalikan dengan beban atap per meter persegi, sehingga dapat diketahui beban atap yang harus dipikul oleh masing – masing soko.

Konstruksi Rangka Atap Joglo Modern

Di era modern seperti saat ini, sebenarnya masih cukup banyak orang yang sangat mengapresiasi dan mencintai nilai seni dari atap joglo beserta nilai – nilai filosofisnya. Namun apa daya karena kepemilikan tanah berukuran besar kini semakin langka dan harga material kayu dengan kualitas sangat baik yang kian sulit dijangkau.

Karena kondisi tersebut, mereka yang masih ingin mengadopsi atap joglo lebih memilih menggunakan rangka atap baja ringan untuk mengadopsi atap model joglo pada rumah tinggal. Akhirnya tetap harus beradaptasi dengan perubahan zaman, tanpa harus melupakan nilai seni, budaya dan sejarah dari bangunan tradisional.

Harga baja ringan yang semakin terjangkau, dan lebih mampu bertahan dari serangan rayap serta getaran gempa, masyarakat modern mulai beralih dari material kayu dan memilih baja ringan sebagai material konstruksi.

Implementasi Atap Joglo Pada Rumah Modern

Konsep pembangunan rumah joglo sulit diterapkan untuk saat ini, hal ini dikarenakan material kayu dan cara pembangunannya yang dibutuhkan memiliki syarat – syarat tertentu. Filosofi atap joglo yang mengharuskan hadirnya berabgai jenis soko sebagai tiang kolom pembagi ruang. Kesulitan akan muncul apabila luasan tanah yang tidak mencukupi untuk mengaplikasikan rumah joglo sesua nilai – nilai budaya tradisional, akhirnya harus mengorbankan kecilnya luasan ruang tercipta dan tidak sesuai dengan kebutuhan penghuni.

Apabila ingin tetap mengaplikasi atap joglo sebagai upaya melestarikan nilai – nilai budaya masa lampau, tak apa sebenarnya jika harus kehilangan ruh dari atap joglo yang sebenarnya. Karena perkembangan zaman, ruh dari atap model joglo kini tidak lagi terdapat pada soko guru yang menopang atap utama. Ruh dari atap rumah joglo, kini bersemayam pada hati – hati mereka yang tetap mecintai dan melestarikan nilai – nilai budaya dari nenek moyang.

Sebagai solusi, agar tetap dapat mengadopsi atap joglo pada rumah anda, akulturasi konstruksi atap mungkin dapat anda lakukan. Anda bisa mengaplikasikan konstruksi atap limasan untuk menopang beban atap joglo di rumah anda. Seperti yang dapat anda lihat pada contoh desain fasad rumah joglo modern yang berhasil mengkombinasikan nilai – nilai budaya dengan perubahan zaman yang terjadi.

Dari kedua contoh di atas, semoga anda kian terinspirasi untuk tetap menjaga nilai – nilai budaya adat yang tercermin salah satunya pada arsitektur rumah tinggal anda.