Penyebab Tembok Retak, Jenis Retakan & Cara Mengatasi

Tembok retak merupakan permasalahan paling familiar pada bangunan, siapapun anda pasti pernah menemuinya. Jenis retakan dinding ini beraneka ragam, dari yang ringan hingga berat, karena menyangkut kekuatan struktural bangunan. Oleh sebab itu, anda tidak boleh gegabah dalam menyikapi permasalahan ini.

Agar tidak terjadi kesalahan penanganan yang bisa saja memperparah diameter retakan dinding sebaiknya anda belajar mengidentifikasi karakter tembok retak secara detail, bahkan jika anda tidak mengetahui wawasan teknis pertukangan bangunan. Wawasan ini akan tetap bermanfaat nantinya, ketika anda meminta bantuan tukang bangunan anda sudah mengetahui karakter retakan yang menimpa bangunan anda.

Umumnya, pada kasus tembok atau dinding rumah retak-retak, penyebab utamanya ialah plesteran dinding yang belum kering, tapi sudah langsung ditabur aci. Hal inilah yang mengakibatkan kadar air dalam plesteran yang masih jenuh tertutup oleh semen. Sehingga, tembok pun menjadi mudah retak bahkan aciannya sampai lepas. Ada banyak hal lagi yang menyebabkan tembok retak.

Jenis Retakan Dinding

Secara umum, jenis retakan dinding terbagi menjadi 3, yaitu retak tarik, retak tekan dan retak susut. Ketiga jenis retakan dinding tersebut memiliki karakteristik yang berbeda – beda dan membutuhkan penanganan yang berbeda pula. Yuk, kita kupas lebih mendalam, karakteristik dari ketiga jenis retakan pada dinding tersebut.

Retak Tarik

Retak tarik terjadi dikarenakan adanya penurunan permukaan tanah. Penurunan ini yang menarik konstruksi bangunan yang berada di atasnya, sehingga terjadi pergeseran konstruksi struktural bangunan. Hal ini bisa terjadi pada setiap bangunan dimanapun, tidak hanya pada bangunan yang berdiri di atas kontur tanah yang cenderung bergerak atau tetap.

Pergeseran permukaan tanah cenderung akan berdampak lebih ringan, jika penurunan terjadi secara serentak pada seluruh konstruksi struktural bangunan. Tetapi jika penurunan tersebut bertahap dan titik penurunan tidak menentu, bisa berakibat fatal pada bangunan.

Pada kondisi tertentu, perubahan elevasi akibat penurunan permukaan tanah bisa berbeda – beda pada bangunan. Hal ini yang memicu terjadinya keretakan yang terlihat lebih lebar pada dinding bangunan. Kondisi ini bisa terjadi akibat pemadatan bagian bawah pondasi yang tidak merata. Penyebab lain bisa saja karena erosi yang diakibatkan bagian bawah pondasi terdapat aliran air yang cukup deras.

Retak tekan bisa terjadi akibat pembebanan yang terlalu berat yang diterima oleh dinding, entah beban yang datang dari atas atau datang dari bagian bawah. Retak tekan sering menimpa bangunan yang memiliki lantai lebih dari satu. Beban berat yang diterima oleh dinding bisa diakibatkan oleh kegagalan kolom ringbalk dalam menyalurkan beban secara merata hingga ke bagian kolom sluf dibagian pondasi.

Fungsi sebenarnya dari ring balk yaitu menyalurkan beban secara merata yang datang dari atas, dan dibawa ke bawah hingga sloof pondasi. Retak tekan sering ditandadi dengan bentuk retakan yang cenderung lurus vertikal. Secara kasat mata, itulah ciri utamanya yang mudah diidentifikasi.

Retak jenis ini bisa diatasi dengan menambah jumlah kolom ringbalk, jika memang permasalahannya adalah karena kolom ringbalk yang tidak memiliki kekuatan yang mumpuni untuk menyalurkan beban dengan baik. Tembok retak yang terjadi karena permasalahan ini harus segera diperbaiki.

Retak Susut

Retak susut merupakan jenis retak yang tidak mempengaruhi struktural konstruksi bangunan. Sehingga, retakan dinding yang masuk dalam kategori retak susut akan lebih mudah ditangani dan tidak membutuhkan biaya perbaikan yang besar.

Ada dua jenis retak susut, yaitu (1) retak susut plastis dan (2) retak susut kering. Tembok retak susut plastis terjadi karena ada persinggungan antar bahan material yang berbeda. Sebagai contoh adalah retakan yang terlihat pada sudut – sudut pintu dan jendela yang menggunakan material kayu.

Sedangkan retak susut kering merupakan jenis retakan yang terjadi karena tingginya kandungan semen pada dinding dan pleseteran yang terlalu tebal pada dinding. Tembok retak susut kering terjadi karena perubahan volume plesteran, volume beton atau volume batu bata akibat pememuaian. Denagn kata lain, retakan ini muncul akibat reaksi kimia yang terjadi karena proses pencampuran material bahan bangunan yang tidak sesuai spesifikasi yang dibutuhkan.

Penyebab Tembok Retak

Secara keseluruhan ada banyak penyebab tembok retak, dan jenis retakan dinding bangunan. Oleh sebab itu, untuk membantu mengidentifikasi penyebab dinding retak untuk masyarakat awam, kami memutuskan untuk membahas penyebab dinding retak secara kasuistik.

Kasuistik berarti kami akan berbagi penyebab tembok retak berdasarkan kasus – kasus retakan pada dinding yang umum ditemui masyarakat. Berikut ini beberapa kasus tembok retak yang perlu Anda ketahui.

Tembok Retak Pada Saluran Pipa

Perlu Anda ketahui bahwa tembok retak pada saluran pipa listrik ataupun pipa air, biasanya disebabkan oleh celah pemasangan pipa yang tidak dipotong sampai bata. Dimana celah tersebut hanya dibuat sampai pada bata saja. Adapun tipe retakan ini mengakibatkan terbentuknya celah retakan sepanjang garis pipa.

Cara Mengatasi Tembok Retak Pada Garis Pipa :

  • Pertama-tama, buka terlebih dahulu plester pada saluran pipa kurang lebih selebar 5 cm. Kemudian, bungkuslah pipa dengan menggunakan kawat ayam dan isi celah dengan campuran semen dan pasir, gunakan perbandingan 1:5.
  • Selanjutnya, biarkan tambalan plesteran mengering kurang lebih selama tiga hari. Jika sudah mengering, silakan rapikan plester dengan acian putih.
  • Adapun cara ini nantinya akan membuat retakan pada saluran pipa tidak kembali lagi. Selain itu, hiasan pada dinding ruangan juga aman untuk dipasang kembali.

Tembok Retak Pada Bata

Berikutnya, cara mengatasi tembok retak pada bata adalah sebagai berikut.

  • Pertama, buatlah celah kecil di antara dinding dengan balok atas untuk mengurangi tekanan. Kemudian, Anda bisa mengisi celah tersebut dengan menggunakan karet ataupun styrofoam. Adapun untuk menyamarkan celah tersebut, Anda bisa menutupnya dengan lis kayu ataupun gypsum.
  • Setelah itu, buka retakan pada pada sekitar tembok retak selebar 1 cm sampai ke bata. Lalu, gunakan campuran semen pasir dengan perbandingan 1:5 untuk menutupi retakan pada dinding dengan rapi. Biarkan mengering selama kurang lebih tiga hari.
  • Jika sudah mengering, Anda bisa merapikan celah-celah tersebut dengan acian putih. Kemudian, setelah acian kering, silakan labur tembok dengan plamir. Selanjutnya Anda bisa mengecatnya kembali.

Jika terjadi pergerakan pada bagian pondasi akibat gempa dan retak di bagian plesteran dan acian saja, Anda juga tetap perlu memeriksanya. Jika terjadi keretakan pada acian, hal ini menandakan bahwa struktur bangunan Anda cukup kuat.

Adapun cara memperbaiki retakan jenis ini hampir sama dengan cara sebelumnya, yaitu dengan membuka retakan selebar 1 cm sampai ke bata. Selanjutnya, Anda bisa menambalnya dengan campuran semen pasir dengan perbandingan 1:5.

Tembok Retak Akibat Bahan Bangunan

Berikutnya, penyebab tembok retak juga bisa karena perbedaan bahan, dimana plesteran menutup sambungan tembok campuran batu bata dengan beton ataupun kayu. Sebagai contoh yaitu pada sambungan pintu, kusen, maupun ventilasi.  Hal ini membuat plesteran dan acian menjadi retak karena pemuaian dan penyusutan bahan yang berbeda sifat.

Adapun tipe retakan seperti ini berbentuk lurus dan mudah timbul kembali walaupun Anda sudah memperbaikinya. Perlu Anda ketahui bahwa pamasangan AC, exhaust fan dinding yang kurang pas juga seringkali menjadi penyebab hal ini.

Penting untuk Anda ketahui mengenai cara mengatasi retakan seperti ini adalah dengan cara menciptakan dilatasi diantara kedua permukaannya, berikut cara yang bisa Anda pelajari:

  • Anda perlu memotong kembali plester sepanjang retakan kurang lebih 1 cm sepanjang retakan tersebut.
  • Selanjutnya, buat dilatasi dari campuran plester dan polimer 4 persen. Kemudian, isi campuran dilatasi tersebut ke bagian dalam retakan.
  • Jika sudah mengering, Anda bisa membuat acian putih dan rapikan permukaan dilatasi tersebut.
  • Setelah satu hari, Anda sudah bisa membuat tali air. Dimana, Anda perlu membuat alur lurus pada bagian tembok retak dengan lebar 3 mm dan kedalaman 3 mm sepanjang garis retak sebelumnya. Jika sudah mengering, silakan isi tali air tersebut dengan menggunakan paintable sealant supaya lebih rata dan rapi.

Adapun cara-cara diatas cukup efektif untuk mengatasi dinding yang retak. Sehingga, bagi Anda yang sedang mengalami permasalahan tembok retak pada rumah Anda, bisa mencoba menggunakan cara tersebut. Selain mudah dan sederhana, dinding yang retak dijamin bisa mulus kembali.